Friday, October 5, 2012

Prinsip Kerja Sel Surya

referensi
Proses konversi
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p.
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.
Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-doping.
Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi / metallurgical junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut.
  1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

  2. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan elektron-elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan perpindahan hole dari semikonduktor p menuju semikonduktor n. Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari batas sambungan awal.

  3. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan positif..
    Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.

  4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region) ditandai dengan huruf W.
  5. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa muatan minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda.
  6. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n. Medan listrik ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron pada awal terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas).
  7. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang, yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p akibat medan listrik E. Begitu pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p, dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke semiikonduktor yang lain.
Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi.
Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.
Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole (electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat cahaya matahari.
Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol “lambda” sbgn di gambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn berada pada bagian sambungan pn yang berbeda pula.
Spektrum merah dari cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap di daerah semikonduktor n.
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor p.
Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat pergerakan elektron.
Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum, ilustrasi di bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari menjadi energi listrik.

Wednesday, October 3, 2012

Scanning Electron Microscopy (SEM)


Elektron memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada cahaya. Cahaya hanya mampu mencapai 200nm sedangkan elektron bisa mencapai resolusi sampai 0,1 – 0,2 nm. Dibawah ini diberikan perbandingan hasil gambar mikroskop cahaya dengan elektron.

semcompare
Disamping itu dengan menggunakan elektron kita juga bisa mendapatkan beberapa jenis pantulan yang berguna untuk keperluan karakterisasi. Jika elektron mengenai suatu benda maka akan timbul dua jenis pantulan yaitu pantulan elastis dan pantulan non elastis seperti pada gambar dibawah ini.
scatter
Pada sebuah mikroskop elektron (SEM) terdapat beberapa peralatan utama antara lain:
1. Pistol elektron, biasanya berupa filamen yang terbuat dari unsur yang mudah melepas elektron misal tungsten.
2. Lensa untuk elektron, berupa lensa magnetis karena elektron yang bermuatan negatif dapat dibelokkan oleh medan magnet.
3. Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran sehingga menghilangkan molekul udara menjadi sangat penting.
Prinsip kerja dari SEM adalah sebagai berikut:
1. Sebuah pistol elektron memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan anoda.
2. Lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel.
3. Sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh koil pemindai.
4. Ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor (CRT).
Secara lengkap skema SEM dijelaskan oleh gambar dibawah ini:
semjp
(sumber:iastate.edu)
Ada beberapa sinyal yang penting yang dihasilkan oleh SEM. Dari pantulan inelastis didapatkan sinyal elektron sekunder dan karakteristik sinar X sedangkan dari pantulan elastis didapatkan sinyal backscattered electron. Sinyal -sinyal tersebut dijelaskan pada gambar dibawah ini.
scatter
Perbedaan gambar dari sinyal elektron sekunder dengan backscattered adalah sebagai berikut: elektron sekunder menghasilkan topografi dari benda yang dianalisa, permukaan yang tinggi berwarna lebih cerah dari permukaan rendah. Sedangkan backscattered elektron memberikan perbedaan berat molekul dari atom – atom yang menyusun permukaan, atom dengan berat molekul tinggi akan berwarna lebih cerah daripada atom dengan berat molekul rendah. Contoh perbandingan gambar dari kedua sinyal ini disajikan pada gambar dibawah ini.
compareelastic
Mekanisme kontras dari elektron sekunder dijelaskan dengan gambar dibawah ini. Permukaan yang tinggi akan lebih banyak melepaskan elektron dan menghasilkan gambar yang lebih cerah dibandingkan permukaan yang rendah atau datar.
seconder
Sedangkan mekasime kontras dari backscattered elektron dijelaskan dengan gambar dibawah ini yang secara prinsip atom – atom dengan densitas atau berat molekul lebih besar akan memantulkan lebih banyak elektron sehingga tampak lebih cerah dari atom berdensitas rendah. Maka teknik ini sangat berguna untuk membedakan jenis atom.
back
Namun untuk mengenali jenis atom dipermukaan yang mengandung multi atom para peneliti lebih banyak mengunakan teknik EDS (Energy Dispersive Spectroscopy). Sebagian besar alat SEM dilengkapi dengan kemampuan ini, namun tidak semua SEM punya fitur ini. EDS dihasilkan dari Sinar X karakteristik, yaitu dengan menembakkan sinar X pada posisi yang ingin kita ketahui komposisinya. Maka setelah ditembakkan pada posisi yang diinginkan maka akan muncul puncak – puncak tertentu yang mewakili suatu unsur yang terkandung. Dengan EDS kita juga bisa membuat elemental mapping (pemetaan elemen) dengan memberikan warna berbeda – beda dari masing – masing elemen di permukaan bahan. EDS bisa digunakan untuk menganalisa secara kunatitatif dari persentase masing – masing elemen. Contoh dari aplikasi EDS digambarkan pada diagram dibawah ini.
semeds
(sumber: umich.edu)
elemnt
Aplikasi dari teknik SEM – EDS dirangkum sebagai berikut:
1. Topografi: Menganalisa permukaan dan teksture (kekerasan, reflektivitas dsb)
2. Morfologi: Menganalisa bentuk dan ukuran dari benda sampel
3. Komposisi: Menganalisa komposisi dari permukaan benda secara kuantitatif dan kualitatif.
Sedangkan kelemahan dari teknik SEM antara lain:
1. Memerlukan kondisi vakum
2. Hanya menganalisa permukaan
3. Resolusi lebih rendah dari TEM
4. Sampel harus bahan yang konduktif, jika tidak konduktor maka perlu dilapis logam seperti emas.

<iframe width="640" height="360" src="http://www.youtube.com/embed/fToTFjwUc5M?feature=player_detailpage" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Web Universitas Pendidikan Indonesia

Web jurusan fisika Universitas Pendidikan Indonesia
klik disini

File direkori Universitas Pendidikan Indonesia
klik disini

Operasi Simetri Kristal

Simetri Kristal
Kristal, dan karena itu mineral, memiliki pengaturan internal yang teratur dari atom. Pengaturan ini memerintahkan menunjukkan simetri, yaitu atom-atom disusun secara simetris pada jaringan tiga dimensi disebut sebagai kisi. Ketika bentuk kristal dalam lingkungan di mana tidak ada hambatan untuk pertumbuhan, kristal menghadapi bentuk sebagai batas planar halus yang membentuk permukaan kristal. Wajah-wajah kristal mencerminkan pengaturan internal memerintahkan atom dan dengan demikian mencerminkan simetri kisi kristal. Untuk melihat ini, mari kita pertama bayangkan kristal kecil 2 dimensi yang terdiri dari atom dalam pengaturan internal teratur seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Meskipun semua atom dalam kisi ini adalah sama, saya memiliki satu berwarna abu-abu dari mereka sehingga kita dapat melacak posisinya.
Jika kita memutar kristal sederhana dengan 90 o pemberitahuan bahwa kisi dan kristal tampak persis sama dengan apa yang kita mulai dengan. Putar lagi 90 o dan lagi sama nya. Lain rotasi 90 o lagi menghasilkan kristal yang identik, dan lain rotasi 90 o kembali kristal dengan orientasi aslinya. Dengan demikian, dalam 1 putaran o 360, kristal telah berulang, atau terlihat identik 4 kali. Dengan demikian kita mengatakan bahwa obyek ini memiliki 4 kali lipat simetri rotasi.

Simetri Operasi dan Elemen
Sebuah operasi Simetri merupakan sebuah operasi yang bisa dilakukan baik secara fisik maupun imajinatif yang mengakibatkan tidak ada perubahan dalam penampilan obyek. Sekali lagi ditekankan bahwa dalam kristal, simetri bersifat internal, yang itu merupakan pengaturan geometris teratur dari atom dan molekul pada kisi kristal. Tapi, karena simetri internal tercermin dalam bentuk eksternal kristal yang sempurna, kita akan berkonsentrasi pada simetri eksternal, karena ini adalah apa yang dapat kita amati.
Ada 3 jenis operasi simetri: rotasi, refleksi, dan inversi. Kita akan melihat masing-masing pada gilirannya.
Rotational Simetri
Seperti digambarkan di atas, jika sebuah objek dapat diputar terhadap suatu sumbu dan berulang setiap 90 o rotasi maka dikatakan memiliki sumbu 4 kali lipat simetri rotasi. Sumbu rotasi sepanjang yang dilakukan adalah elemen simetri disebut sebagai sumbu rotasi. Berikut jenis sumbu simetri rotasi yang mungkin dalam kristal.
  • 1-Lipat Rotasi Axis - Sebuah objek yang memerlukan rotasi dari 360 o penuh untuk mengembalikannya ke tampilan aslinya tidak memiliki simetri rotasi. Karena berulang 1 setiap kali o 360 dikatakan memiliki sumbu 1-kali lipat simetri rotasi.
  • 2 kali lipat Axis Rotasi - Jika suatu benda muncul identik setelah rotasi 180 o, yang dua kali dalam rotasi o 360, maka dikatakan memiliki sumbu rotasi 2 kali lipat (360/180 = 2). Perhatikan bahwa dalam contoh ini sumbu kita mengacu kepada garis-garis imajiner yang membentang ke arah Anda tegak lurus ke halaman atau papan. Sebuah bentuk oval diisi merupakan titik di mana sumbu rotasi 2 kali lipat memotong halaman.

Simbolisme ini akan digunakan untuk sumbu rotasi 2 kali lipat di seluruh kuliah dan dalam teks Anda.
  • 3-Lipat Rotasi Axis - Objek yang berulang pada rotasi 120 o dikatakan memiliki sumbu 3-kali lipat simetri rotasi (360/120 = 3), dan mereka akan mengulangi 3 kali dalam rotasi o 360. Sebuah segitiga diisi digunakan untuk melambangkan lokasi 3 kali lipat sumbu rotasi.
  • 4-Lipat Axis Rotasi - Jika suatu benda berulang setelah 90 o rotasi, itu akan mengulang 4 kali dalam rotasi o 360, seperti yang digambarkan sebelumnya. Sebuah persegi diisi digunakan untuk melambangkan lokasi 4 kali lipat sumbu simetri rotasi.
  • 6-Axis Rotasi Lipat - Jika rotasi 60 o terhadap suatu sumbu menyebabkan objek untuk mengulang sendiri, maka ia memiliki 6 kali lipat sumbu simetri rotasi (360/60 = 6). Sebuah heksagon diisi digunakan sebagai simbol untuk sumbu rotasi 6 kali lipat.
Meskipun obyek itu sendiri mungkin tampak memiliki 5 kali lipat, 7 kali lipat, 8 kali lipat, atau lebih tinggi kali lipat sumbu rotasi, ini tidak mungkin dalam kristal. Alasannya adalah bahwa bentuk eksternal kristal didasarkan pada susunan geometris dari atom. Perhatikan bahwa jika kita mencoba untuk menggabungkan objek dengan jelas simetri 5 kali lipat dan 8 kali lipat, bahwa kita tidak bisa menggabungkan mereka sedemikian rupa sehingga mereka benar-benar mengisi ruang, seperti yang digambarkan di bawah ini.
Cermin Simetri
Sebuah operasi simetri cermin adalah operasi imajiner yang dapat dilakukan untuk mereproduksi obyek. Operasi ini dilakukan dengan membayangkan bahwa Anda memotong objek di setengah, kemudian menempatkan cermin di samping salah satu bagian dari objek di sepanjang memotong. Jika pantulan di cermin mereproduksi bagian lain dari objek, maka objek dikatakan memiliki simetri cermin. Pesawat cermin adalah elemen simetri disebut sebagai pesawat cermin, dan dilambangkan dengan huruf m. Sebagai contoh, tubuh manusia adalah obyek yang mendekati simetri cermin, dengan pesawat cermin memotong melalui pusat kepala, pusat hidung dan turun ke pangkal paha.
Persegi panjang yang ditunjukkan di bawah memiliki dua pesawat simetri cermin.
The persegi panjang di sebelah kiri memiliki pesawat cermin yang berjalan secara vertikal pada halaman dan tegak lurus terhadap halaman. The persegi panjang di sebelah kanan memiliki pesawat cermin yang berjalan horizontal dan tegak lurus terhadap halaman. Bagian melesat dari persegi panjang di bawah ini menunjukkan bagian persegi panjang yang akan dilihat sebagai refleksi di cermin.
Persegi panjang yang ditunjukkan di atas memiliki dua pesawat simetri cermin. Tiga benda dimensi dan lebih kompleks bisa memiliki lebih. Misalnya, segi enam yang ditunjukkan di atas, tidak hanya memiliki sumbu rotasi 6 kali lipat, namun memiliki 6 pesawat cermin.
Perhatikan bahwa persegi panjang tidak memiliki simetri cermin sepanjang garis diagonal. Jika kita memotong persegi panjang sepanjang seperti diagonal seperti yang berlabel "m???", Seperti yang ditunjukkan dalam diagram atas, mencerminkan bagian bawah di cermin, maka kita akan melihat apa yang ditunjukkan oleh garis putus pada diagram yang lebih rendah. Karena ini tidak mereproduksi persegi panjang asli, baris "m???" tidak mewakili pesawat cermin.
Pusat Simetri
Operasi lain yang dapat dilakukan adalah melalui inversi titik. Dalam operasi ini garis ditarik dari semua titik pada objek melalui titik di tengah objek, yang disebut pusat simetri (dilambangkan dengan huruf "i"). Garis masing-masing memiliki panjang yang berjarak sama dari titik awal. Ketika ujung garis yang terhubung, objek asli direproduksi terbalik dari penampilan aslinya. Dalam diagram ditampilkan di sini, hanya beberapa baris seperti beberapa yang diambil untuk wajah segitiga kecil. Diagram tangan kanan menunjukkan obyek tanpa garis imajiner yang direproduksi objek.
Jika suatu benda hanya memiliki pusat simetri, kita mengatakan bahwa ia memiliki sumbu rotoinversion 1 kali lipat. Seperti sumbu memiliki simbol , Seperti yang ditunjukkan dalam diagram tangan kanan di atas. Perhatikan bahwa kristal yang memiliki pusat simetri akan menunjukkan properti bahwa jika Anda letakkan di meja akan ada wajah di atas kristal yang akan sejajar dengan permukaan meja dan identik dengan wajah bertumpu pada table.
Rotoinversion
Kombinasi rotasi dengan pusat simetri melakukan operasi simetri rotoinversion. Objek yang memiliki simetri rotoinversion memiliki unsur simetri yang disebut sumbu rotoinversion. Sebuah sumbu rotoinversion 1-lipat adalah sama sebagai pusat simetri, seperti yang dibahas di atas. Rotoinversion kemungkinan lainnya adalah sebagai berikut:
  • 2 kali lipat Rotoinversion - Operasi 2 kali lipat rotoinversion melibatkan pertama memutar objek dengan 180 o kemudian pembalik melalui pusat inversi. Operasi ini setara dengan memiliki cermin tegak lurus dengan sumbu rotoinversion 2 kali lipat. Sebuah sumbu rotoinversion 2 kali lipat dilambangkan sebagai 2 dengan bar di atas, dan akan diucapkan sebagai "bar 2". Tapi, karena ini setara dengan sebuah pesawat cermin, m, 2 bar jarang digunakan.
  • 3-kali lipat Rotoinversion - Ini melibatkan memutar objek dengan 120 o (360/3 = 120), dan pembalik melalui pusat. Kubus adalah contoh yang baik dari sebuah benda yang memiliki 3 kali lipat sumbu rotoinversion. Sebuah sumbu rotoinversion 3 kali lipat dilambangkan sebagai (Diucapkan "bar 3"). Perhatikan bahwa sebenarnya ada empat sumbu dalam kubus, satu berjalan melalui setiap sudut kubus. Jika seseorang memegang salah satu sumbu vertikal, maka diketahui bahwa ada 3 wajah di atas, dan 3 wajah identik terbalik di bagian bawah yang offset dari wajah teratas dengan 120 o.
  • 4 kali lipat Rotoinversion - Ini melibatkan rotasi objek dengan 90 o kemudian pembalik melalui pusat. Sebuah sumbu rotoinversion empat kali lipat dilambangkan sebagai . Perhatikan bahwa obyek yang memiliki 4 - sumbu rotoinversion kali lipat akan memiliki dua wajah di atas dan dua wajah identik terbalik di bagian bawah, jika sumbu dipegang dalam posisi vertikal.
  • 6 kali lipat Rotoinversion - Sebuah sumbu rotoinversion 6 kali lipat ( ) Melibatkan memutar objek dengan 60 o dan pembalik melalui pusat. Perhatikan bahwa operasi ini identik dengan memiliki kombinasi sumbu rotasi 3-kali lipat tegak lurus terhadap pesawat cermin.
Kombinasi Operasi Simetri
Seperti harus jelas sekarang, dalam tiga dimensi benda, seperti kristal, elemen simetri dapat hadir dalam kombinasi yang berbeda. Bahkan, dalam kristal ada 32 kemungkinan kombinasi dari unsur-unsur simetri. Ini 32 kombinasi mendefinisikan Kelas Kristal 32. Setiap kristal harus dimasukkan ke salah satu dari kelas-kelas kristal 32. Pada kuliah mendatang kita akan mulai untuk pergi ke masing-masing kelas kristal secara rinci, tapi cara terbaik untuk dapat mengidentifikasi masing-masing kelas kristal tidak dengan mendengarkan saya kuliah, belum tentu dengan membaca tentang masing-masing kelas, namun sebenarnya melihat model kristal sempurna di laboratorium. Pada kenyataannya, itu adalah pendapat saya bahwa itu adalah mustahil untuk mengidentifikasi elemen simetri dan kelas kristal tanpa menghabiskan banyak waktu memeriksa dan mempelajari 3-dimensi model di laboratorium.
Di sini, saya hanya akan memberikan satu contoh bagaimana elemen simetri berbagai digabungkan dalam kristal agak diselesaikan. Satu hal yang saya ingin menekankan dalam diskusi ini adalah bahwa jika 2 jenis elemen simetri yang hadir dalam kristal yang sama, maka mereka akan beroperasi pada satu sama lain untuk menghasilkan unsur-unsur lain simetri simetris. Ini harus menjadi jelas saat kita pergi ke contoh di bawah ini.
Dalam contoh ini kita akan mulai dengan kristal yang ditampilkan di sini. Perhatikan bahwa kristal ini memiliki berbentuk persegi panjang dengan sisi atas berbentuk persegi dan bawah. Bagian atas berbentuk persegi menunjukkan bahwa harus ada 4 kali lipat sumbu rotasi tegak lurus ke wajah berbentuk persegi. Hal ini ditunjukkan dalam diagram.
Juga mencatat bahwa wajah berbentuk persegi panjang di sisi kiri dari kristal harus memiliki sumbu rotasi 2 kali lipat yang memotong itu. Perhatikan bahwa sumbu dua kali lipat berjalan melalui kristal dan keluar di sisi kiri (tidak terlihat dalam pandangan ini), sehingga baik kiri dan kanan - sisi tangan kristal tegak lurus terhadap sumbu rotasi 2 kali lipat.
Karena wajah atas kristal memiliki sumbu rotasi 4 kali lipat, operasi ini rotasi 4 kali lipat harus mereproduksi wajah dengan tegak lurus 2 kali lipat sumbu rotasi pada 90 o. Dengan demikian, wajah depan dan belakang kristal juga akan memiliki tegak lurus 2 kali lipat sumbu rotasi, karena ini diperlukan oleh sumbu 4 kali lipat.
Bagian atas berbentuk persegi dari kristal juga menunjukkan bahwa harus ada sumbu 2 kali lipat yang memotong diagonal melalui kristal. Sumbu ini 2 kali lipat yang ditampilkan di sini dalam diagram kiri. Tapi, lagi-lagi operasi sumbu 4 kali lipat mensyaratkan bahwa diagonal lain juga memiliki 2 kali lipat sumbu, seperti yang ditunjukkan dalam diagram kanan.
Selain itu, bagian depan berbentuk persegi atas dan persegi panjang berbentuk kristal menunjukkan bahwa pesawat simetri hadir seperti yang ditunjukkan oleh diagram kiri-tangan di sini. Tapi, sekali lagi, operasi sumbu 4 kali lipat mensyaratkan bahwa pesawat cermin juga hadir yang memotong melalui sisi wajah, seperti yang ditunjukkan oleh diagram di sebelah kanan.
Bagian atas persegi lebih lanjut menunjukkan bahwa harus ada sebuah pesawat cermin memotong diagonal melalui kristal. Ini pesawat cermin akan dipantulkan oleh cermin pesawat lainnya memotong sisi kristal, atau akan direproduksi oleh sumbu rotasi 4 kali lipat, sehingga kristal akan memiliki pesawat lain cermin memotong melalui diagonal lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh diagram di sebelah kanan.
Akhirnya, ada pesawat lain cermin yang memotong melalui pusat sejajar kristal ke wajah atas dan bawah.
Dengan demikian, kristal ini memiliki simetri elemen berikut:
  • 1 - 4 kali lipat sumbu rotasi (A 4)
  • 4 - sumbu rotasi 2 kali lipat (A 2), 2 memotong wajah & 2 memotong tepi.
  • 5 mirror pesawat (m), 2 pemotongan seluruh wajah, 2 pemotongan melalui tepi, dan satu memotong secara horizontal melalui pusat.
  • Perhatikan juga bahwa ada pusat simetri (i).
Isi simetri kristal ini demikian: i, 1A 4, 4A 2, 5m
Jika Anda melihat Tabel 4.3 halaman 84 dari Hefferan & O'Brien, Anda akan melihat bahwa ini milik 4/m2/m2/m kelas kristal. Kelas ini adalah kelas dipyramidal ditetragonal.

GAS IDEAL


Untuk menyederhanakan permasalahan teori kinetik gas diambil pengertian tentang gas ideal :
1.      Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom ataupun molekul-molekul ) dalam jumlah yang besar sekali.
2.      Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah random/sebarang.
3.      Partikel-partikel tersebut merata dalam ruang yang kecil.
4.      Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar dari ukuran partikel-partikel, sehingga ukurtan partikel dapat diabaikan.
5.      Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila bertumbukan.
6.      Tumbukan antara partikel ataupun antara partikel dengan dinding terjadi secara lenting  sempurna, partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap licin dan tegar.
7.      Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.